KLATEN—SMA  Muham­ma­diyah 1 Klaten kedatangan ta­mu istimewa dari Swe­dia, Bodil Rasmusson dosen Lund University, Senin (16/3) ke­marin. Di sekolah itu, Bo­dil sapaan akrabnya menyak­si­kan simulasi pertolongan di­ni hingga seluk beluk usaha kre­atif berbasis pertanian orga­nik milik siswa.
Hal itu membuat Bodil ber­decak kagum, terutama den­gan keberhasilan para gu­ru menyertakan siswa-siswi da­lam kegiatan pengura­ngan risiko bencana (PRB). Me­nu­rut Bodil, kehadirannya di SMA  Muhammadiyah I da­lam rangka melihat proses pe­ngajaran kebencanaan di se­kolah itu.
“Saya merasa antusias dan ter­kesan dengan apa yang dilakukan anak-anak di sini. Me­reka dilibatkan secara aktif dalam penanganan bencana,” ujarnya, Senin (16/3).
Bodil mengaku banyak be­lajar dari kunjungannya ke SMA Muhammadiyah I Kla­ten tersebut, serta mengapresia­si apa yang dilakukan para sis­wa. “Saya belajar banyak di si­ni, meskipun di negara saya ti­dak banyak bencana, namun sa­ya sadar keadaan genting da­pat terjadi pada siapa saja dan kapan saja,” tuturnya.
Kepala SMA  Muhammadi­yah I Aris Munawar menga­ta­kan, kedatangan  Bodil men­ja­di penyemangat siswa dan gu­ru bagi perkembangan pem­belajaran. Ia menyebut, ke­terlibatan seluruh elemen sekolah berperan dalam keberhasilan kegiatan intra dan ekstrakulikuler.
“Dengan kunjungan ini saya harap ke depan baik guru dan siswa semakin solid, karena apa yang dilakukan murid tidak hanya bermanfaat bagi diri sendiri, tapi juga orang lain,” tuturnya.
Selain pembelajaran sekolah siaga bencana, pihaknya ju­ga membekali siswa de­ngan materi wirausaha. Hal itu di­wu­judkan dengan penanaman bibit selada dan sayuran lain.
“Untuk pembelajaran kebencanaan kami sangat terbantu oleh BPBD Klaten yang memberikan materi dasar. Sementara untuk kewirausahaan, kami mengembangkan jiwa siswa untuk bercocok tanam, dan membagikan ilmunya kepada masyarakat,” jelasnya.
Kasi Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klaten, Nur Cahyo mengatakan, kurikulum kebencanaan merupakan amanat dari Perbup 6/2014. Menindaklanjuti hal itu, pihaknya akan terus menggandeng sekolah untuk terlibat.
“Responnya bagus untuk sekolah siaga bencana. Untuk tahun ini baru murid PAUD dan SMA/SMK yang diajarkan. Namun tahun depan akan menginjak siswa sekolah menengah pertama,” pungkasnya

Sumber/Wartawan/Penulis : Dani Prima Selasa, 17/03/2015  Koran Joglosemar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *